BABARAN ILMU YAKIN



BABARAN ILMU YAKIN
Pada Kesempatan kali Ini Saya Hanya Ingin memberi Suatu Pengetahuan Tentang Ilmu Yakin. Ilmu ini saya Ambil dari sebuah ebook yang sy baca yg telah membeberkan Ilmu Yakin, Ilmu Yakin ini bukan lah Suatu Ilmu hikmah yg identik dg Wirid….Bukan Pula suatu Ajian….Bukan Pula Suatu Ilmu Ghaib…..Tapi Ilmu Yakin mencakup tentang Semua Aspek yg terjadi Dalam kehidupan…… Ilmu Yakin Merupakan Suatu Keadaan Rasa…….Yg mana kalo Di Jelas kan Juga Sulit…..Ibarat saya menjelaskan Rasa Gula yg manis…..Sulit di jelaskan Gimana Rasa manis tsb……Hanya Biasa Di Rasakan…..
Dan Babaran Tentang Ilmu Yakin: YAKIN ,AINUL YAKIN,HAQUL YAKIN…….itu Adalah tentang perjalanan…..yg Mencakup Kondisi Batin Seseorang…….DAN INILAH LETAK RAHASIA SEMUA KEILMUAN YG ADA DI MUKA BUMI……ILMU APAPUN…..ILMU ILMIAH DAN GHAIB……SEMUA ADA DI BABARAN ILMU YAKIN……KARENA KADAR KEKUATAN SUASANA BATIN SUNGGUH SANGAT BERPENGARUH……

Begitu Juga Tentang….SEMUA ILMU GHAIB yg kita pelajari……Semua tentang Pembelajaran kadar Yakin…..Karena itulah Soal Perjalanan dari Setiap Pengamal…..Perjalanan Kondisi Batin….peningkatan Kadar Yakin…
Karena kita harus berPegang….pada hadis Qudsi…..Allah berkata..”Aku akan Selalu menuruti Persangkaan hambaku” Karena itulah Petunjuk tentang Ilmu Yakin (dalil yg kita Tau….dan kita Resapi….kita Kuat kan dalam hati….kita Yakini dengan Kadar Yakin yg Lebih….Jadi Hadis Qudsi tsb adalah petunjuk ttg Ilmu Yakin…..Dan memakan waktu lama kita meresapinya hingga dari Yakin…lalu Ainul Yakin….lalu Haqqul Yakin…

Keyakinan pada Manusia
Maksud keyakinan para Nabi dan Rasul pada manusia disini bukan 'menyembah' manusia, tetapi manusia merupakan sarana untuk proses mendekatkan dirinya pada Allah. Dalam proses itu melalui tiga tahap, yaitu ilmu yakin, ainul yakin dan haqqul yakin.
(1) Ilmu Yakin Nabi dan Rasul pada Manusia
Setiap Nabi dan Rasul diberikan oleh Allah pemahaman dan pengertian tentang kondisi dirinya dan umatnya. Setiap Nabi dan Rasul diberikan ilmu oleh Allah baik secara langsung maupun lewat realitas kehidupan manusia. Nabi dan Rasul tidak ada yang bodoh, Semua Nabi dan Rasul adalah pintar, cerdas, yang jauh melebihi dari kecerdasan manusia biasa. Mereka diberi ilmu bagaimana mengatur manusia .Baik ilmu pemahaman tentang berdakwah, ideologi, politik, ekonomi maupun sosial budaya. Bahkan juga diberi diberi pemahaman tentang watak-watak manusia, baik yang beriman maupun kafir, dzolim maupun tidak, munafik atau sungguh-sungguh beriman. Semua itu diperoleh baik secara langsung ataupun melalui manusia lainnya. Setiap ilmu hanya bertujuan untuk bertauhid pada Allah. Tidak ada ilmu yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul menyimpang dari tujuan selain Allah.
(2) Ainul Yakin Nabi dan Rasul pada Manusia
Tingkatan Ainul yakin para Nabi dan Rasul pada manusia adalah dapat dilihat dari kehadiran dan ilmu yang dimilikinya diterima oleh manusia. Tingkat kebenaran ilmunya dapat dibuktikan secara nyata dan dapat diuji kebenarannya. Apa yang diprediksi para Nabi dan Rasul, baik cepat atau lambat pasti akan terjadi, hanya saja kadang-kadang manusia kurang menerima dan mempercayai apa yang dikatakan oleh mereka. Ucapan Nabi, seperti ucapan Nabi Nuh, Musa, Khidir, Muhammad SAW semuanya terbukti, nyata adanya dan tidak dapat dipungkiri.
(3) Haqqul Yakin Nabi dan Rasul pada Manusia
Haqqul yakin para Nabi dan Rasul kepada manusia dapat dilihat dan dibuktikan oleh mereka terhadap kondisi manusia, antara lain: melihat misi dakwahnya berhasil, sehingga umat manusia menjadi beriman dan mengagungkan nama Allah. Melihat umat yang beriman diberi pertolongan langsung oleh Allah, sementara yang ingkar diazab dan dihukum Allah. Melihat kesetiaan para sahabatnya yang begitu tinggi (mengorbankan harta dan jiwa mereka) demi mengagungkan ajaran yang dibawahnya. Dapat melihat langsung tentang derajat yang diberikan oleh Allah kepada para pengikutnya, baik sahabat atau umat yang lain yang telah mempercayai kehadirannya dirinya.

Keyakinan pada Alam
Untuk proses pemahaman, para Nabi dan Rasul telah memanfaatkan alam sebagai salah satu sarana untuk mencapai ke puncak keyakinan, baik ilmu yakin, ainul yakin maupun haqqul yakin
(1) Ilmu Yakin para Nabi dan Rasul pada Alam
Tidak ada para Nabi dan Rasul yang tidak mempunyai pemahaman tentang alam, baik alam sekitar dirinya maupun diluar dirinya. Semua Nabi diajarkan oleh Allah tentang bagaimana hakekat alam baik bumi ataupun langit, bahkan melebihi dari itu semua, seperti alam-alam abstrak (alam gaib). Bagi Nabi dan Rasul, alam diciptakan tidak ada yang sia-sia, semua bermanfaat dan mengandung hikmah sebab alam diciptakan agar manusia dapat mengambil pelajaran. Langit, bulan, bintang, matahari, tanah air, api, dan udara menjalani fungsinya masing-masing, dan para Nabi dan Rasul mengerti tentang hal itu. Langit, bulan, bintang, matahari, tanah air, api, dan udara serta lainnya dapat dijadikan oleh para Nabi dan Rasul sebagai sumber ilmu pengetahuan, dan dapat diuji kemanfaatan bagi dirinya dan orang lain.
(2) Ainul Yakin para Nabi dan Rasul pada alam
Ainul yakin para Nabi dan Rasul kepada alam, adalah dengan lewat alam jagat raya (bumi dan langit) dapat membuahkan manfaat bagi dirinya menuju Allah. Melihat hamparan langit-bumi membuktikan bahwa alam ini ada yang membikin dan menciptakan. Melihat matahari yang tidak bisa didekati membuktikan bahqwa matahari bukan bikinan manusia. Bencana alam datang silih berganti (badai,topan,gunung meletus) yang memporak-porandakan, manusia ternyata hanya bisa terdiam dan pasrah. Kekerinngan dan banjir telah membuat kerugian dan kelaparan. Semua kejadian tadi bagi para Nabi dan Rasul adalah membuktikan bahwa alam ini ada yang mengatur, yaitu Allah.
(3) Haqqul Yakin para Nabi dan Rasul pada Alam
Bagi para Nabi dan Rasul semua peristiwa alam tidak hanya membuktikan kebenaran bahwa di balik semua kejadian itu ada “Yang Mengatur”, tetapi alam itu sendiri dapat dijadikan sebagai teman untuk membuktikan bahwa manusa dan alam pada hakekatnya adalah satu adanya, sehingga para Nabi dan Rasul dengan izin Allah dapat saja merekayasa alam sesuai yang diinginkannya. Seperti, Nabi Muhammad SAW dapat membelah bilan dan mendoakan gunung uhud menjadi emas, meskipun mustahil menurut akal. Matahari dan bulan tunduk kepada Nabi Yusuf. Nabi Sulaiman dpat memindahkan kerajaan Ratu Bulkis. Nabi Daud dapat berbicara dengan alam. Nabi Ibrahim merasa dingin saat dibakar. Nabi Musa dapat menaklukkan laut atas izin Allah. Dan sebagainya.

Keyakinan pada Allah
Selanjutnya para Nabi dan Rasul mempunyai keyakinan pada Allah melebihi keyakinan mereka pada manusia dan alam. Bila keyakinannya pada realis manusia dan alam sebagai sarana untuk menuju Allah, tetapi keyakinan pada Allah sendiri merupakan puncak dari segala keyakinan dan satu-satunya hakekat yang ingin dicapai. Untuk mencapai kepuncak keakinan itu, juga tidak terlepas dari tahapan ilmu yakin, ainul yakin dan haqqul yakin.
(1) Ilmu Yakin para Nabi dan Rasul pada Allah
Dibanding dengan para sahabat Nabi, Ulama ataupun Waliyullah, para nabi dan Rasul lebih mengerti ilmu tentang Allah SWT.Tingkatan ilmu tentang Allah melebihi apa yang dibayangkan oleh manusia pada umumnya. Ilmu tentang Allah (ilmu keTuhanan ) mencakup dua dimensi, baik pengetahuan tentang Allah yang ditampakkan dialam riil (alam nyata) maupun alam abstrak (tidak nyata). Pengetahuan mereka tentang Allah dapat melalui proses usahanya (mengambil pelajaran dari alam) maupun lewat pengajaran langsung dari Allah tanpa dipengaruhi oleh hawa nafsu atau syetan, dan kebenaran ilmu tentang ketuhanan itu sudah mutlak benar dan tidak perlu disangsikan. Berbeda sekali dengan para Ulama atau Wali, meskipun mereka juga dapat memperoleh pengetahuan langsung tentang ketuhanan, namun nilai kebenarannya perlu dikaji kembali, karena Ulama atau Wali masih besar kemungkinan dapat dipengaruhi oleh hawa nafsu atau syetan. Secara umum ilmu yakin para Nabi dan Rasul terpancar dalam asma' Allah. Kemudian dari asma' Allah ini para Nabi dan Rasul memahami tentang Allah.
(2) Ainul Yakin para Nabi dan Rasul pada Allah.
Yakinnya para Nabi dan Rasul pada Allah, tidak saja dari asma' Allah yang Ia ketahui, tetapi mereka dapat melihat langsung bagaimana Allah menampakkan sebagian dari sifat dan asma'Nya dialam nyata. Pancaran dari sebagian asma' Allah dapat dibuktikan langsung oleh akal dan penglihatan mereka secara dzohir, begitu pula semua janji-janji Allah kepada mereka. Seperti melihat bumi digoncangkan, azab diturunkan, rezki disediakan, doa dikabulkan, manusia diberi hidayah, manusia disesatkan dan sebagainya. Disamping itu, tahapan ainul yakinnya mereka pada Allah juga dapat menerawang alam ghaib. Mereka diperlihatkan syurga, neraka, syirat, azab kubur dan bahkan singgasana Allah sendiri.
(3) Haqqul Yakin para Nabi dan Rasul pada Allah
Haqqul Yakin para Nabi dan Rasul adalah disaat terintegrasinya pengetahuan mereka tentang Allah dan penglihatan dzohir serta bathin tentang segala kebesaran Allah. Puncak dari segala pengetahuan dan penglihatan itu adalah mereka dapat berdialog, tanpa perantara. Inilah puncak dari segala hakekat keyakinan yang dimiliki para Nabi dan Rasul.

Keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.

Tahap dan Tingkatan Iman serta Keyakinan
Tahap-tahap keimanan dalam Islam adalah:
1..Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan mendalam akan Kebenaran yang disampaikan)
2. Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan Kebenaran)
3. Diamalkan (merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul)

Tingkatan Keyakinan akan Kebenaran (Yaqin) adalah:
1. Ilmul Yaqin (yaqin setelah menyelidikinya berdasarkan ilmu) contoh ---- seperti keyakinan orang amerika yang masuk islam setelah membuktikan AL QUR'AN dengan ILMU PENGETAHUAN
2. 'Ainul Yaqin (yaqin setelah melihat kebenarannya hasilnya baik berupa mu'zizat , karomah dll ) contoh ----- keyakinan Bani israil yaqin setelah melihat mu'zizat dari nabinya
3. Haqqul Yaqin (yaqin yang sebenar-benarnya meskipun belum dibuktikan dengan ilmu dan belum melihat kebenarannya) contoh ----- yakinnya para sahabat RA kepada nabi MUHAMMAD.SAW pada peristiwa ISRA' MIRAJ meskipun tidak masuk akal(berdasarkan ilmu) dan tidak seorang sahabat pun melihat kejadian itu , namun mereka tetap meyakini peristiwa itu .

sumber: www.academia.edu - uploaded by Yahan YaMannan